Pengenalan unsur-unsur fsik, seperti majas, kata-kata konotatif, perlambangan, dan pengimajiannya, memudahkan kamu untuk mengetahui tema dan amanatnya. Kamu juga akan mengetahui perasaan penyair dan sikapnya terhadap pembaca. Dengan langkah-langkah seperti itu, kamu dapat mendalami isi puisi ”Senja di Pelabuhan Kecil” sebagai berikut.
2.2 Teori Tentang Silaba. Untuk memahami tentang silaba, para linguis atau fonetisi berdasarkan pada dua teori, yaitu : teori sonoritas dan teori prominans. 1. Teori Sonoritas. Teori sonoritas menjelaskan bahwa suatu rangkaian bunyi bahasa yang diucapkan oleh penutur selalu terdapat puncak-puncak kenyaringan (sonoritas) diantara bunyi-bunyi di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan Puisi Chairil Anwar (Nama penulis puisi) Senja di Pelabuhan Kecil (Judul puisi) Buat Sri Ayati (Untuk siapa puisi ditulis) Ini kali tidak ada yang mencari cinta (Isi puisi) Di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut. Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga Melalui penggunaan imaji visual tersebut, Chairil dapat membuat kita yang membaca puisi itu seolah mengalami sendiri suasana senja di pelabuhan kecil itu. 2). Imaji Auditif atau Pendengaran. Imaji auditif atau pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga).