Sesungguhnyaapa-apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah SWT. Maka sungguh sangat dangkat hidup kita jika kita beranggapan bahwa apa yang kita gunakan saat ini adalah milik kita. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan.
Ini jadi catatan untuk diri sendiri. Betapa diri ini seringkali sombong terhadap hal-hal yang sebenarnya sangat tak layak untuk disombongkan. Betapa sering diri ini lupa diri membangga-banggakan sesuatu yang seharusnya lebih baik disyukuri bukan dipamer-pamerkan. Dan seringkali diri ini lupa bahwa semuanya hanyalah ini bukan kita yang punya. Harta, kehidupan, dan nyawa, semua itu adalah titipan. Tak pernah ada yang benar-benar kekal. Tak pernah ada yang bisa kita genggam untuk selamanya. Bahkan napas yang kita miliki ini pun suatu saat akan diambil lagi oleh-Nya. Sudahkah kita bersyukur hari ini?Karena alasan kesibukan, jadwal yang padat, dan masalah yang datang bertubi-tubi, kita sering merasa tidak perlu bersyukur. Apalagi kalau doa-doa kita rasanya masih belum banyak yang terkabul. Mengucap rasa syukur saja rasanya susah minta ampun. Kita lebih disibukkan dengan urusan-urusan duniawi dan egoisme diri, sampai lupa kalau semua yang kita punya hari ini akan dimintai pertanggungjawaban. Apakah hati ini sudah keras sampai lupa untuk bersujud pada-Nya?Kerasnya hati membuat kita jadi seseorang yang begitu sombong. Tak ada lagi waktu untuk bersujud dan berdoa dengan sungguh-sungguh pada-Nya. Diri jadi bebal tak lagi mensyukuri setiap rezeki dan nikmat yang diberikan. Padahal hanya Dia yang akan mengulurkan pertolongan di kala kita terjatuh. Hanya Dia yang bisa melindungi kita dari berbagai macam bahaya. Sadarkah kalau segalanya bisa diminta kembali saat ini juga?Bagaimana jika semua yang kamu miliki hilang semuanya saat ini juga? Apa yang akan kamu lakukan jika semua yang ada dalam genggamanmu lepas tanpa pernah kamu duga? Sering kita lupa akan hal itu. Akibatnya kita merasa yang paling kuat dan sok bisa menghadapi segalanya. Merasa tak butuh bantuan dari-Nya. Padahal di dunia ini, kita tak pernah memiliki apa-apa untuk selamanya. Saatnya untuk lebih banyak bersyukur, Ladies. Meski ada banyak ujian dan masalah, tetaplah bersyukur. Karena jatuh, kita lebih menghargai kaki yang sehat dan bisa melangkah. Karena kita tahu sesaknya menangis dan air mata, kita belajar untuk lebih menghargai saat-saat bahagia. Dan dari berbuat salah kita akan lebih memahami arti bersyukur. Saatnya untuk lebih banyak bersyukur karena masih diingatkan untuk berhati-hati melangkah. Bersyukur karena ternyata kita diberi peringatan agar tak mengulangi kesalahan yang sama. Bersyukur karena kita masih diberi hidup untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Catatan Untukmu yang Berusaha Ikhlas dan Sabar dalam Bekerja Setiap Ramadan Tiba, Selalu Ada yang Datang dan Pergi Saat Puasa, Mengelola Emosi Bisa Lebih Sulit dari Menahan Lapar? Ada Pesan Untukmu yang Ramadan Ini Masih Sendiri Jangan Sedih Saat Ketetapan-Nya Tak Sesuai Rencanamu, Sebab... vem/nda
September 24, 2008 at 630 am Semua yang Kita Miliki adalah Titipan Allah swt. Ahad,21 September 2008 Terkadang manusia sering mengklaim bahwa apa yang ia miliki sekarang adalah mutlaq kepunyaannya karena ia beranggapan bahwa segala yang ia dapatkan adalah hasil usaha dan jerih payahnya sendiri, dan melupakan Dzat yang memilikinya. Pada hakikatnya segala sesuatu yang kita dapatkan adalah titipan dari Dzat yang telah menciptakan kita yaitu Allah SWT. Harta kekayaan, keluarga, ilmu, jabatan, dsb itu tidak lain adalah titipan dariNya yang harus kita pelihara baik-baik dan sesuai dengan jalanNya. Harta kita harus kita pergunakan di jalan Allah seperti untuk bershodaqah, berzakat, membantu orang yang tidak mampu, dsb. Keluarga kita harus kita didik dan kita arahkan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Begitupula dengan ilmu, jabatan dan segala yang kita miliki harus kita pergunakan dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan jalanNya. Jika kita tidak melakukannya itu berarti sama saja kita telah mengkhianati titipan dari Allah SWT. Demikian pula sebagai orang yang telah dititipi oleh Allah kita harus siap menerima konsekuensinya apabila sewaktu-waktu barang yang dititipkan kepada kita itu diambil kembali oleh yang mempunyainya. Contohnya, jika suatu saat ditakdirkan salah seorang anggota keluarga kita meninggal dunia, maka kita harus menerimanya dengan lapang dada. Begitupun dengan hal yang lainnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, diditu diterangkan salah satu contoh figure orang yang sadar akan titipan Allah yaitu seorang wanita di zaman Rasulullah saw. yang bernama Ummu Sulaim. Pada suatu hari ketika suaminya yaitu Abu Thalhah sedang tidak di rumah, ia ditinggal mati oleh anaknya. Lalu Ummu Sulaim pun berkata pada keluarganya yang lain “Janganlah kalian beritahukan hal ini kepada suamiku, biarlah aku sendiri yang memberitahunya!” dan keluarganya pun menurutinya. Maka ketika malam tiba datanglah Abu Thalhah. Setelah ia selesai makan minum dan sholat. Ummu Sulaim mendekatinya dan berlaku seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Kemudian Ummu Sulaim pun bertanya pada suaminya, “Wahai suamiku, jika ada suatu kaum yang menitipkan barangnya pada kaum yang lain lalu kaum tersebut ingin mengambilnya kembali bolehkah kaum yang dititipkan itu menahan barang tersebut?” Abu Thalhah pun menjawab dengan tegas “Tidak boleh, ia harus mengembalikannya!” Ummu Sulaim pun melanjutkan omongannya “Wahai suamiku, anak kita adalah titipan dari Allah swt, tadi pagi ketika anda sedang pergi sesungguhnya ia telah diambil kembali oleh yang menitipkannya yaitu Allah swt.” Abu Thalhah pun diam seribu bahasa, ia tertegun, dan ada perasaan sedih terhujam di hatinya tapi apa mau dikata anaknya memang titipan Allah yang suatu waktu pasti akan diambil kembali oleh yang mempunyainya. Lalu Ummu Sulaim dan Abu Thalhah pun pergi menemui rasulullah dan menceritakan peristiwa tersebut, lalu Rasulullah pun mendo`akan mereka. Dan do`a rasul pun di ijabah oleh Allah. Ummu Sulaim dan Abu Thalhah diberi penggantinya dengan anak yang banyak dan semuanya shalih. Kesimpulannya dalam menjaga titipan Allah yang kita butuhkan adalah kesabaran, dan kita harus percaya bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Jikalau Allah mengambil sesuatu dari kita Insya Allah Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik. Amien.. Ulfah Khairunnisa 3a Mu`allimien Pesantren persatuan Islam 1 Bandung Entry filed under My Posting.
Jangankanharta, semuanya, pangkat, derajat, nyowo (nyawa) ini hanya titipan, suatu saat akan diambil kembali oleh Yang Maha Kuasa. Jadi itu yang saya sadari dari kecil, hanya ada satu kepastian di bumi ini, suatu saat kita akan dipanggil menghadap oleh Yang Maha Kuasa. Betul? Dan kita tidak tahu kapan, dan belum tentu yang lebih tua duluan.
Pixabay/ThuyHaBich Ramalan shio ini akan mengungkap siapa saja yang memiliki karakter rendah hati. - Ramalan shio berikut ini menarik untuk disimak, terutama bagi yang mempercayainya. Ramalan shio ini akan mengungkap siapa saja yang memiliki karakter rendah hati. Deretan shio ini tidak suka pamer karena sadar semua yang ada di dunia hanyalah titipan Tuhan. Shio mana saja? Berikut deretan shio yang rendah hati sebagaimana dikutip dari Your Chinese Astrology. Ramalan Shio Anjing Shio anjing dikenal karena kesetiaan, kejujuran, dan rendah hati mereka. Mereka cenderung tidak menyombongkan diri dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang sederhana. Shio Anjing selalu mengingatkan kita bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan sementara di dunia ini. Ramalan Shio Kambing Shio kambing memiliki sifat yang ramah, lembut, dan rendah hati. Mereka cenderung tidak mencari pujian atau pengakuan dan lebih memilih hidup dengan penuh kebahagiaan dalam hal-hal yang sederhana. Shio Kambing menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kepemilikan material, melainkan pada hubungan yang hangat dan kedamaian batin. PROMOTED CONTENT Video Pilihan Waktumembuat kita sering lupa bahwa semuanya itu hanya sekedar titipan-Nya dan pada waktunya juga akan diambil kembali. Cara Sang Pemilik mengambil titipan-Nya juga unik, berbeda-beda dan tentu saja sesuai dengan keinginan Sang Pemilik. Ada yang diambil satu persatu, bisa dalam rentang waktu yang dekat atau rada lama. Bahwaternyata tidak ada seseorangpun di dunia ini yang mempunyai ilmu pengetahuan, kecuali hanya Allah . Dan sebagian ilmu yang kita miliki ini adalah titipan Allah. Bahkan Malaikat pun tidak akan memiliki ilmu pengetahuan, selain apa yang telah diajarkan kepadanya. Oleh karena itu kita tidak boleh sombong dengan pengetahuan yang kita miliki😅. BagaiLangit dan Bumi, Mewahnya Rumah Pasha Ungu yang Dilengkapi Lapangan Golf Pribadi Jauh Berbeda dari Hunian Okie Agustina yang Sederhana: Semua yang Kita Miliki di Dunia Ini Hanya Titipan Ervananto Ekadilla - Rabu, 23 Juni 2021 | 06:02 WIB R5To.