Assalamualaikumwr.wbNami kulo Mutia SariKulo perwakilan saking kelas X IPS 5#osbozz #semarakkartini #smansabozz #nembangmacapat
Nulada laku utama Tumrap wong tanah jawa Wong agung ngeksi ganda Panembahan senopati Kepati amarsudi Sudanen hawa lan nepsu Pinesu topo broto Tapani ing siyang ratri Abembangun karyanak tyas ing sesama Ratune ratu utama Patihe patih linuwih Pra nayaka tyas raharja Panekare becik-becik Parandene tan dadi Paliyas ing kala bendhu Malah bangkit andadra Rubedane ganti-ganti Beda-beda hardane wong sak negara Amenangi jaman edan Ewuh-nya ing pambudi Melu edan ora tahan Yen tan melu anglakoni Goya gaduman melik Kaliren wekasanipun Dilalah karsa Allah Bekja-bekjane kang lali Luwih bekja kang eling lan waspada Lan ana silih bebasa Radha sina hawa ugi Loro sajroning kepenak Lan suka jroning prihatin Lawan ingkang prehatin Kapan suka ing jro-nipun Iku den sinauwa Lan mati sajroning urip Wiwit kuna lan mangkono kang den gulang
ContohPupuh Asmarandana Angkoo from laku utama (contohlah tingkah laku yang utama) tumrape wong tanah jawi (bagi orang di tanah jawa) wong agung Tembang ini dikenal juga dengan nama sinom gadhung melati. Nulada laku utama (contohlah tingkah laku yang utama) tumrape wong tanah jawi (bagi orang di tanah jawa) wong
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 172649 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d84c1d15e4eb6fe • Your IP • Performance & security by Cloudflare
4 Mengemukakan pathokan tembang Sinom. 1. Serat Wedhatama. Serat Wedhatama minangka salah setunggiling sastra tembang utawi kidung Jawa. Wedhatama saking tembung Jawa "Wredhatama" ingkang artosipun "seratan/karya", Wedhatama mawi pun wudal, yaiku wedha artosipun ajaran lan tama artosipun kautamaan/utama.
Adahobi, Tembang Sinom – Dalam kesenian Jawa, terdapat berbagai macam tembang. Salah satunya adalah tembang sinom. Tembang tradisional khas Jawa ini biasa digunakan sebagai media penyampaian nasihat dan pesan kepada para kawula muda, agar mereka tidak mudah salah langkah dalam menapaki jalan kehidupan ini. Lantas bagaimana sebenarnya tembang Jawa sinom itu? Apa makna dan kegunaan dari tembang Jawa tersebut? Temukan jawaban lengkapnya dengan membaca artikel ini sampai tuntas, sehingga kamu bisa belajar lebih banyak lagi tentang tembang sinom tak lupa dengan kumpulan contohnya. makna tembang sinom Tembang sendiri merupakan salah satu kesenian Jawa yang masih eksis dan populer sampai sekarang. Kegunaan tembang juga kerap disesuaikan dengan jenis tembang yang ada, salah satunya yakni tembang sinom. Jenis tembang sinom merupakan tembang nasehat bagi orang lain khususnya bagi para pemuda agar tidak salah langkah dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini. Di masa muda adalah masa-masa dalam pencarian jati diri dan mulai mencoba untuk melakukan hal-hal baru. Emosional para remaja juga kerap kali berubah-ubah dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, dengan adanya tembang sinom ini diharapkan kaum muda terselamatkan melalui pesan-pesan yang disampaikan yang terkandung di dalam tembang sinom. Arti kata Sinom Asal kata sinom adalah sebutan nama pucuk daun muda yang baru saja bersemi dan tumbuh. Yang melambangkan usia muda dari manusia. Selain itu, kata “sinom” juga diartikan dengan berbagai makna, salah satunya kata sinom berhubungan dengan kata “sinoman” yang diartikan sebagai perkumpulan pemuda yang membantu orang yang punya hajat. Dalam bahasa Jawa, sinom diartikan sebagai jamu dengan bahan-bahan material dari daun muda atau biasa dikenal dengan sebutan “ si enom” yang berarti masih muda. Kumpulan Contoh Tembang Sinom dan Maknanya Contoh Tembang Sinom Tembang sinom dapat dibuat dengan berbagai tema pilihan sebagai media menyampaikan pesan dan nasihat luhur kepada anak-anak muda. Ada berbagai macam tema pilihan yang dapat dijadikan bahan tembang sinom, seperti tema negara, keluarga, pendidikan, tata krama, agama, kehidupan, kepemimpinan, budi pekerti, dan kerukunan. Semua itu terangkum pada penjelasan lengkapnya di bawah ini. Tema Negara Adapun tembang sinom dengan tema negara dapat diamati sebagai berikut Contoh 1 Mangkya darajating praja Kawuryan wus sunyaruri Rurah pangrehing ukara Karana tanpa palupi Atilar silastuti Sujana sarjana kelu Kalulun kalatidha Tidhem tandhaning dumasi Ardayengrat dene karoban rubeda Artinya Kondisi zaman sekarang Sudah semakin hari semakin merosot Kondisinya telah rusak Karena sudah tidak ada mereka yang diikuti Banyak orang yang meninggalkan aturan lama Banyak orang terbawa arus, sebab zaman penuh keraguan Suasananya menandakan keadaan yang mencekam Sebab dunia penuh dengan gangguan Contoh 2 Ratune ratu utama Patihe patih linuwih Pra nayaka tyas raharja Panekare becik-becik Parandene tan dadi Paliyasing kala bendhu Mandar mangkin andadra Rubeda angribedi Beda-beda ardaning wong sanegara. Artinya Rajanya adalah raja utama Patihnya dengan banyak kelebihan Semua anak buahnya memiliki hati yang baik Pemuka masyarakay juga baik Akan tetapi semuanya tidak menjadi satu Karena daya zaman di kala bendu Bahkan terus semakin menjadi-jadi Gangguan yang mengancang Pikiran dan kehendak orang yang berbeda-beda di satu negara Tema Pendidikan Adapun tembang sinom dengan tema pendidikan dapat diamati sebagai berikut Contoh 1 Lakune bocah sekolah Sinau rino lan wengi Kudune bocah sekolah Mesti pinter lan setiti Nanging jaman saiki Sinanune ora luhur Karo seneng dolanan Ora bisa migunani Mung bisa njaluk lan nyusahke wong tuwa Artinya Menjadi perilakunya anak sekolah Belajar yang rajin di siang dan malam hari Seharusnya anak sekolah Menjadi pintar dan teliti Namun di zaman dewasa ini Belajarnya tidaklah baik Justru senang bermain Yang tidak bermanfaat Sehingga hanya bisa meminta dan menyusahkan orang tua Contoh 2 Langit iki katon padang Kaya padange ning ati Ngilangake rasa malas Sing tansah ngrogoti ati Aku tansah taberi Menyang ing papan sinau Golek ilmu manfaat Kanggo sanguning urip Dadi wong sing migunani marang bangsa Artinya Langit ini tampak terang Selayaknya terang di hati Menghilangkan rasa malas Yang selalu menggerogoti hati Menjadikanku rajin Pergi ke tempat belajar atau sekolah Menuntut ilmu yang bermanfaat Sebagai bekal selama hidup Menjadi orang yang berguna bagi bangsanya Tema Tata Krama Adapun tembang sinom dengan tema tata krama dapat diamati sebagai berikut Contoh 1 Nulada laku utama Tumrape wong tanah jawi Wong agung ing Ngeksiganda Penambahan Senopat Kepati Amarsudi Sudane hawa lan napsu Pinepsu tapa brata Tanapi ing siyang ratri Amamangun karyenak tyasing sesame Artinya Mencontohkan perilaku yang utama Bagi masyarakat Jawa Tokoh besar di Ngeksiganda atau Mataram Panembahan Senopati Berkarakter tekun dan bersungguh-sungguh Untuk mengendalikan hawa nafsu Dengan melakukan bertapa Sepanjang hari dari siang hingga malam hari Membangun ketentraman hati Contoh 2 Bonggan kang tan merlakeno Mungguh ugering kaurip Uripe lan tri prakara Wirya, arta, wi sinasis Kalawun konsi sepi Saka wilangan tetelu Telas tilasing janma Aji godong jati aking Temah popo papariman mulandhana Artinya Menjadi salahmu jika tidak butuh Sedangkan itu adalah aturan kehidupan Kehidupan dengan tiga perkara Kekuasaan, harta, dan kepandaian Jika tidak memiliki semua Dari ketiga perkara tersebut Maka seburuk-buruknya manusia Lebih berharga seuntai daun jati yang kering Berakhir kasihan tidak mempunyai apapun, meminta-minta sampai kemana-mana Tema Agama Adapun tembang sinom dengan tema agama dapat diamati sebagai berikut Amenangi jaman edan Ewuh aya ing pambudi Melu edan nora tahan Yen tan melu anglakoni Boya keduman melik Kaliren wekasannipun Dilalah kersa Allah Begja-begjane kang lali Luwih begja kang eling lawan waspada Artinya Telah memasuki zaman gila Sulit dipahami dalam pikiran Menjadi gila tidak karuan Jika tidak mengikuti zaman Tidak akan kebagian apa-apa Jadilah berujung kelaparan Dengan kehendak Allah Sebaik-baiknya orang lupa Lebih beruntung ia yang selalu ingat dan waspada Tema Kehidupan Adapun tembang sinom dengan tema kehidupan dapat diamati sebagai berikut Katetangi tangis sira Sira sang paramengkawi Kawileting tyas duhkita Kataman ing reh wirangi Dening upaya sandi Sumaruna anerawung Mangimur manuhara Met pamrih melik pakoleh Temah suka ing karsa tanpa wiweka. Artinya Saat hatinya menangis Dia seorang pujangga Yang diliputi hati sedih Mendapatkan cacian dan malu Sebab perbuatan orang lain Awalnya ia memberi harapan Menghibur hatinya Menyimpan keinginan untuk mendapatkan sesuatu Sehingga sang pujangga tak waspada karena terlalu gembira Tema Kepemimpinan Adapun tembang sinom dengan tema kepemimpinan dapat diamati sebagai berikut Dasar karoban pawarta Bebaratan udan lamis Pinudya dadya pangarsa Wekasan malah kawuri Yen pinikir sayekti Mundhak apa aneng ngayun Andhedher kaluputan Siniraman banyu lali Lamun tuwuh dadi kekembanging beka. Artinya Hanya dengan mendengar berita Selayaknya kabar dari mulut ke mulut Akan dijadikan sebagai pejabat Akhirnya justru kena tipu Kalau dipikir-pikir dengan seksama Apalah gun menjadi pemimpin Jika hanya membuat kesalahan Hati hanya dipenuhi lupa diri Yang akhirnya menjadi buah bibir belaka Tema Budi Pekerti Adapun tembang sinom dengan tema budi pekerti dapat diamati sebagai berikut Ujaring panitisastra Awewarah asung peling Ing jaman keneng musibat Wong ambeg jatmiko kontit Mengkono yen niteni Pedah apa amituhu Pawarta lolawara Mundhak angreranta ati Angurbaya angiket caritaning kuna. Artinya Diceritakan dalam buku panitisastra Mengajarkan dan mengingatkan Di kala zaman yang penuh dengan gangguan dan kejahatan Orang yang berbudi tidaklah terpakai Yang demikian jika kita teliti dan seksama Apalah gunanya mempercayainya Kabar yang tidak jelas kebenarannya Hanya akan menyebabkan hati susah Lebih baik menulis kisah di zaman kuno Tema Keluarga Adapun tembang sinom dengan tema keluarga dapat diamati sebagai berikut Sedulur pada elinga Temenana nggonmu urip Bekti biyung bekti bapa Duwe pakerti kang becik Tumindhak kang pratitis Kakang adhi tansah rukun Tuladha kang utama Lung tinulung nora lali Kabeh mau kanggo kluarga kang mulya Artinya Sanak saudara selalu ingatlah Bersungguh-sungguhlah dalam hidup Berbakti kepada ibu dan bapak Memiliki budi pekerti yang baik Berlaku dengan sederhana Jadilah kakak beradik yang selalu rukun Teladan adalah keutamaan Jangan lupa untuk saling tolong menolong Semua itu agar keluarga menjadi mulia sejahtera Tema Kerukunan Adapun tembang sinom dengan tema kerukunan dapat diamati sebagai berikut Kanca ingkang katresnanan Kanca kang jaler lan estri Kanca kang apik lan ala Saka mbiyen nganti iki Aja padha ngerahi Supaya uripe rukun Aja padha kerahan Lan gawe laraning ati Iku kabeh gawe rukun marang kanca Artinya Teman yang saling mengasihi Teman baik itu laki-laki maupun perempuan Teman yang baik maupun buruk Dari dahulu sampai sekarang Jangan saling bermusuhan Agar hidupnya menjadi rukun Jangan suka berantem Dan saling menyakiti hati sama lain Semua itu menciptakan kerukunan antar sesama teman Baca juga artikel terkait Tembang Pucung Tembang Gambuh Tembang Pangkur Tembang Megatruh Watake Tembang Sinom Di dalam tembang sinom ini mengandung beberapa watak. Watak sendiri diartikan sebagai sifat dari lirik-lirik yang terkandung di setiap tembang macapat. Watak yang terdapat dalam tembang sinom sendiri meliputi Ketulusan Kesabaran Keramahan Kegembiraan Semangat Kebijaksanaan Fungsi Tembang Sinom Pada umumnya tembang sinom ini digunakan untuk beberapa maksud, diantaranya adalah Acara perpisahan sekolah Sebagai media menyampaikan pesan kesabaran Sebagai media memberikan nasihat dari orang tua ke pemuda Aturan atau Paugeran Tembang Sinom Paugeran Tembang Sinom Paugeran sendiri diartikan sebagai aturan. Paugeran tembang dimaksudkan sebagai aturan-aturan yang harus dipenuhi ketika hendak membuat tembang sinom itu sendiri. Paugeran tersebut juga dapat dikatakan sebagai ciri-ciri dari tembang macapat sinom tersebut. Adapun paugeran tembang sinom adalah sebagai berikut Guru Gatra Guru gatra merupakan ketentuan baris atau larik pada tembang. Nah, pada tembang sinom terdiri dari guru gatra 9 baris, yakni dengan kata lain tembang pucung ini memiliki 9 baris kalimat di setiap baitnya. Guru Lagu Guru lagu dapat diartikan sebagai akhir vokal pada setiap baris tembang. Untuk tembang sinom sendiri memiliki guru lagu a, i, a, i, i, u, a, i, a. Dengan kata lain bahwa Baris pertama tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Baris kedua tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris ketiga tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Baris keempat tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris kelima tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris keenam tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “u”. Baris ketujuh tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Baris kedelapan tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “i”. Baris kesembilan tembang pucung diakhiri dengan huruf vokal “a”. Guru Wilangan Guru wilangan merupakan jumlah suku kata yang terdapat pada setiap baris tembang. Guru wilangan tembang sinom yakni 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12. Dengan kata lain bahwa Guru wilangan baris pertama berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris kedua berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris ketiga berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris kelima berjumlah 7 suku kata. Guru wilangan baris keenam berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 7 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 8 suku kata. Guru wilangan baris keempat berjumlah 12 suku kata. Penutup Demikian penjelasan mengenai tembang sinom. Penjelasan lengkap kesenian Jawa tersebut dibahas mulai dari pengertian, watak, fungsi, paugeran sampai kumpulan contoh berdasarkan tema-tema pilihan. Bagaimana anak muda? Ilmu apa yang kamu sudah dapatkan? Coba tulis di kolom komentar ya, dan jangan lupa bagikan ke teman-teman lainnya agar mereka juga belajar tentang kesenian Jawa dan semakin mengenal budaya Indonesia beserta nilai-nilai luhurnya.
Aturanguru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari Tembang Sinom yaitu : (8a - 8i - 8a - 8i - 7i - 8u - 7a - 8i - 12a). Artinya: a. Tembang Sinom memiliki 9 larik atau baris kalimat (Guru gatra = 9). b. Kalimat pertama berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke dua berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke tiga berjumlah 8 suku kata.
Tembang Sinom berasal dari sebuah kata "sinom" dalam bahasa Jawa yang berarti pucuk daun yang baru tumbuh dan bersemi. Tembang sinom ini menggambarkan fase manusia yang sedang tumbuh dan tengah beranjak dewasa, yaitu pada masa pubertas ketika seorang anak mengalami perubahan fisik dan pematangan fungsi-fungsi seksual. Pada masa ini serorang anak sedang mengalami perubahan psikologis, seorang anak biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya dan masa dimana seorang anak sedang mencari identitas dalam diri Tembang Sinom yaitu bertema kesabaran dan keramahtamahan. Tembang ini biasanya digunakan untuk memberikan wejangan dan nasehat-nasehat yang baik. Tembang Sinom memiliki Guru Gatra 9 baris setiap bait Artinya tembang Sinom ini memiliki 9 larik atau baris kalimat. Guru Wilangan Tembang Sinom yaitu 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12 Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 8 suku kata, dan seterusnya. Dan Guru Lagu Tembang Sinom yaitu a, i, a, i, i, u, a, i, a Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya. Berikut adalah contoh-contoh tembang Sinom dan artinya yang telah kami rangkum sebanyak 24 tembang. Sebelumnya kami hanya menuliskan 6 contoh dan telah kami update dengan menambahkan menjadi 24 contoh tembang Sinom lengkap dengan artinya terdiri dari 18 tembang Sinom yang diciptakan oleh KGPA. Mangkunagara IV dalam serat Wedotomo dari buku "Menyingkap serat Wedotomo" oleh Anjar Any. dan 6 tembang Sinom yang kami rangkum dari sumber lain.1 Nulada laku utama,Tumrape wong Tanah Jawi,Wong agung ing Ngeksiganda,Panembahan Senopati,Kepati amarsudi,Sudane hawa lan nepsu,Pinesu tapa brata,Tanapi ing siyang ratri,Amamangun karyenak tyasing sesama.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaContohlah tindak utama, Bagi kalangan orang Jawa Indonesia, Orang besar di Ngeksiganda Mataram yaitu Panembahan Senopati, Yang tekun, mengurangi hawa nafsu, dengan jalan prihatin bertapa, serta siang malam selalu menyenangkan orang lain. kasih sayang.2 Samangsane pasamuwan,Mamangun marta martani,Sinambi ing saben mangsa,Kala kalaning asepi,Lelana teki-teki,Nggayuh geyonganing kayun,Kayungyun eninging tyas,Sanityasa pinrihatin,Puguh panggah cegah dhahar lawan nendra.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaDalam setiap pertemuan, menciptakan kebahagiaan lahir batin dengan Sikap tenang dan sabar, Sementara itu pada setiap kesempatan, dikala tiada kesibukan, mengembara bertapa, mencapai cita-cita hati, terpesona akan suasana yang syahdu, Senantiasa hati dibuat prihatin, dengan berpegang teguh, mencegah makan maupun Saben mendra saking wisma,Lelana laladan sepi,Ngingsep sepuhing supana,Mrih pana pranaweng kapti,Tis tising tyas marsudi,Mardawaning budya tulus,Mesu reh kasudarman,Neng tepining jala nidhi,Sruning brata kataman wahyu djatmika.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaSetiap pergi meninggalkan Istana, berkelana ketempat yang sunyi, Menghirup berbagai tingkatan ilmu yang baik, agar jelas tercapai yang dituju, Maksud hati mencapai, kelembutan hati yang utama, memeras kemampuannya dalam hal menghayati cinta kasih, Ditepi samodra, Dikarenakan kerasnya bertapa iktiar mendapat anugerah Wikan wengkoning samodra,Kederan wus den ideri,Kinemat kamot hing driya,Rinegan segegem dadi,Dumadya angratoni,Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,Ndedel nggayuh nggegana,Umara marak maripih,Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMengetahui/mengerti betapa kekuasaan samodera, seluruhnya sudah dilalui/dihayati, dirasakan dan meresap dalam sanubari, ibarat di genggam menjadi satu genggaman, sehingga terkuasai, Tersebutlah Kanjeng Ratu Kidul, naik keangkasa, datang menghadap dengan hormat, kalah wibawa dengan raja Dahat denira aminta,Sinupeket pangkat kanthi,Jroning alam palimunan,Ing pasaban saben sepi,Sumanggem anyanggemi,Ing karsa kang wus tinamtu,Pamrihe mung aminta,Supangate teki-teki,Nora ketang teken janggut suku jaja.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMemohon dengan sangat, agar akrab dan didudukan sebagai pengikut, didalam alam gaib, Pada waktu berkelana dialam sepi, siap menyanggupi, kehendak yang sudah ditentukan, Harapannya hanyalah meminta restu dalam bertapa, tidak peduli meski dengan susah Prajanjine abipraya,Saturun turuning wuri,Mengkono trahing ngawirya,Yen amasah mesu budi,Dumadya glis dumugi,Iya ing sakarsanipun,Wong agung Ngeksiganda,Nugrahane prapteng mangkin,Trah tumerah dharahe padha wibawa.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaJanji yang bertujuan baik untuk anak cucu dikelak kemudian hari, Begitulah orang luhur, bila mempertajam hati, akirnya segera kesampaian, apa yang dimaksud orang besar Mataram, Pahalanya hingga sekarang, seluruh anak cucu Ambawani Tanah Jawa,Kang padha jumeneng aji,Satriya dibya sumbaga,Tan Iyan trahing Senopati,Pan iku pantes ugi,Tinelad labetanipun,Ing sakuwasanira,Enake lan jaman mangkin,Sayektine tan bisa ngepleki kuna.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMenguasai tanah Jawa Indonesia, Yang menjadi raja, satria sakti terkenal, Tak lain keturunan Senopati, Hal ini pantas dicontoh jasa perbuatannya, ala kadarnya, disesuaikan dengan masa kini, Tentu saja tidak mungkin persis seperti jaman Lowung kalamun tinimbang,Ngaurip tanpa prihatin,Nanging ta ing jaman mangkya,Pra mudha kang den karemi,Marnulad nelad Nabi,Nayakengrat Gusti Rasul,Anggung ginawe umbag,Saben seba mampir masjid,Ngajab ajab mukjijad tibaning drajad.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaMasih lumayan bila dibanding, Orang hidup tanpa prihatin, Tetapi dimasa kini, Yang digemari anak muda, Meniru-niru Nabi, Utusan Tuhan yaitu Rasul, Yang hanya dipakai sombong-sombongan, setiap akan bekerja singgah dulu ke mesjid, Mengharap mukjijad agar mendapat derajad naik pangkat.9 Anggung anggubel sarengat,Saringane tan den wruhi,Dalil dalaning ijemak,Kiyase nora mikani,Ketungkul mungkul sami,Bengkrakan miring mesjid agung,Kalamun maca kutbah,Lelagone Dandang gendis,Swara arum ngumandhang cengkok palaran.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaHanya memahami soal kulit saja sarengat saja, Tetapi inti pokoknya tidak dikuasai, pengetahuan mengenai tafsir dan aturan-aturannya, serta suri tauladan, tidak diketahui. Mereka hanya terlena, berbuat over akting ke Masjid Agung, Bila membaca kotbah, berirama Dandang gula, Suara merdu bergema gaya Lamun sira paksa nulad,Tuladhaning Kangjeng Nabi,O, ngger kadohan panjangkah,Wateke tan betah kaki,Rehne ta sira Jawi,Sathithik bae wus cukup,Aywa guru aleman,Nelad kas ngepleki pekih,Lamun pengkuh pangangkah yekti karahmat.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaBila kamu bertekad mencontoh, Tindak tanduk Kanjeng Nabi, Oh nak terlalu muluk namanya, Biasanya tidak mampu nak, Karena kamu itu orang Jawa, sedikit saja sudah cukup. Jangan mencari pujian, Berhasrat bersemangat meniru Fakih, Apabila mampu, memang ada harapan mendapatkan Nanging enak ngupa boga,Rehne ta tinitah langip,Apata suwiteng Nata,Tani tanapi agrami,Mangkono mungguh mami,Padune wong dahat cubluk,Durung wruh cara Arab,Jawaku bae tan ngenting,Parandene paripaksa mulang putra.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaTetapi lebih baik mencari nafkah, Karena dititahkan sebagai makluk lemah, Apa mengabdi raja, bertani atau berdagang, Begitu menurut pendapatku, Ini karena saya orang bodoh, belum memahami cara Arab, Sedang pengetahuan Jawa saya saja tak memadai, Namun memaksa diri mendidik Saking duk maksih taruna,Sadhela wus anglakoni,Aberag marang agama,Maguru anggering kaji,Sawadine tyas mami,Banget wedine ing mbesuk,Pranatan ngakir jaman,Tan tutug kaselak ngabdi,Nora kober sembahyang gya tinimbalan.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaDikarenakan waktu masih muda, Sebentar pernah mengalami, mempelajari agama, berguru menurut aturan Haji, Sesungguhnya relung hati saya, sangat takut akan hari esok, menghadapi akir hayat, Belum selesai berguru, terhenti karena harus mengabdi, Tidak sempat sembahyang, lalu dipanggil Marang ingkang asung pangan,Yen kasuwen den dukani,Abubrah bawur tyas ingwang,Lir kiyamat saben ari,Bot Allah apa Gusti,Tambuh tambuh solahingsun,Lawas lawas nggraita,Rehne ta suta priyayi,Yen mamriha dadi kaum temah nistha.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaOleh yang memberi makan, Bila telat dimarahi, Rusak dan bingung hatiku. Bagai kiamat setiap hari, Berat agama atau majikan, Ragu-ragu tindakan saya, Lama-lama terpikir, Karena anak bangsawan, apabila berhasrat menjadi petugas juru doa kurang pada Tuwin ketip suragama,Pan ingsun nora winaris,Angur baya ngantepana,Pranatan wajibing urip,Lampahan angluluri,Kuna kumunanira,Kongsi tumekeng samangkin,Kikisane tan Iyan amung ngupa boga.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaAtaukah ingin menjadi khotib, hal itu bukan bidang saya, Lebih baik berpegang teguh, tata peraturan kehidupan, Menjalankan serta mengikuti jejak para luluhur, dijaman dahulu kala hingga masa kini, Akirnya tidak lain hanyalah mencari Bonggan kan tan merlokena,Mungguh ugering ngaurip,Uripe lan tri prakara,Wirya arta tri winasis,Kalamun kongsi sepi,Saka wilangan tetelu,Telas tilasing janma,Aji godhong jati aking,Temah papa papariman ngulandara.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaSalahnya sendiri yang tidak peduli, terhadap landasan penghidupan, Hidup berlandaskan tiga hal, keluhuran, kesejahteraan dan ilmu pengetahuan, Bila tidak memiliki, satu diantara tiga itu, habislah arti sebagai manusia. Masih berharga daun jati kering. Akirnya menderita jadi peminta minta dan Kang wus waspada ing patrap,Manganyut ayat winasis,Wasana wosing jiwangga,Melok tanpa aling aling,Kang ngalingi kalingling,Wenganing rasa tumlawung,Keksi saliring jaman,Angelangut tanpa tepi,Yeku aran tapa tapaking Hyang Sukma.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaYang sudah mengetahui caranya, menghayati aturan yang bijaksana. Akirnya inti pribadinya, terlihat nyata tanpa penghalang. Yang menghalangi tersingkir, Terbukalah rasa sayup-sayup sampai. Terlihatlah segala keadaan, tampak tak berbatas. Itulah yang disebut mendapat bimbingan Mangkono janma utama,Tuman tumanem ing sepi,Ing saben rikala mangsa,Masah amemasuh budi,Laire anetepi,Ing reh kasatriyanipun,Susila anor raga,Wignya met tyasing sesami,Yeku aran wong barek berag agama.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaBegitulah manusia sejati. Gemar membiasakan diri berada dialam sepi, pada saat-saat tertentu, mempertajam dan membersihkan jiwa. Caranya dengan berpegang pada kedudukannya sebagai satria, bertindak baik rendah hati, pandai bergaul, pandai memikat hati orang lain, itulah yang disebut orang yang menghayati/menjalankan Ing jaman mengko pan ora,Arahe para taruni,Yen antuk tuduh kang nyata,Nora pisan den lakoni,Banjur njujurkenkapti,Kakekne arsa winuruk,Ngandelken gurunira,Panditane praja sidik,Tur wus manggon pamucunge mring makripat.KGPA. Mangkunagara IV, WedatamaArtinyaDijaman sekarang tidak demikian. Sikapnya anak muda apabila mendapat petunjuk yang nyata, tidak pernah dijalankan. Lalu menuruti kehendak hatinya. Kakeknya akan diberi pelajaran. Mengandalkan gurunya seorang pandita negara yang pandai, Dan juga sudah menguasai ilmu ini beberapa contoh tembang Sinom dan artinya yang diciptakan oleh Ranggawarsito dan seniman lainnya yang tidak dapat kami sebutkan. Beda-beda ardaning wong sanegara. Berbeda-beda pikiran dan kehendak orang dalam satu negara. Temah suka ing karsa tanpa wiweka. Sehingga sang pujangga karena terlalu gembira tidak waspada. Lamun tuwuh dadi kekembanging beka. Hanya akan menjadi buah bibir belaka. Angurbaya angiket caritaning kuna. Lebih baik menulis cerita zaman kuna.
ContohTembang Sinom Tema Pendidikan, Keluarga, lan Kerukunan/Kekancan. Guwa Clangap ing Tulakan. Sudimara Guwa Kambil. Papringan ing Ngadireja. Somopura tambah malih. Giri Tundha anenggih. Sisih elor Guwo Penthung. Kang manggen ing Tulakan. Jumbuh lan ingkang den rawi.
Contohtembang macapat sinom ttg kembang jawa! Sandy009 Tembang Macapat Sinom. Nulada laku utama. (Mencontohlah perilaku yang utama) Tumrape wong tanah Jawi. (Bagi orang di tanah Jawa) Wong agung ing Ngeksiganda. (Orang besar dari Ngeksiganda/Mataram) Panembahan Senopati.
fO5Z. ycbf1971ab.pages.dev/404ycbf1971ab.pages.dev/373ycbf1971ab.pages.dev/166ycbf1971ab.pages.dev/534ycbf1971ab.pages.dev/121ycbf1971ab.pages.dev/185ycbf1971ab.pages.dev/394ycbf1971ab.pages.dev/362
tembang sinom nulada laku utama